Rabu, 07 April 2010

ledakan super volcano danau Toba

Berita yang dilihat dari isinya sebetulnya sangat mengkhawatirkan buat seluruh umat manusia. Yang musti ditanggapi dengan bijak, karena sangat sulit menguji kebenarannya, maka tidak banyak yang mengangkat ke publik. Silahkan search di google, sudah ada banyak analisa mengenai hal di bawah ini. Jadi saya pikir tak usah kita adili sebagai hoax, tapi kita jadikan sebagai sarana kita merefleksikan hidup kita.
Bila siklus bencana alam selalu akan terulang suatu saat, maka yang bijak adalah menyikapinya dengan tenang, sembari berpikir cerdas menemukan cara menanggulanggi bencana untuk meminimalisir korban dan kerusakan akibat bencana itu. Walau sampai saat ini belum terbukti, bukan berarti berita ini sudah salah total; karena kenyataannya setelah tsunami Aceh, Gempa Nias dan Mentawai (setelah tgl berita ini keluar), masih ada gempa Bengkulu dan terakhir Padang. Hanya menunjuk yang besar-besar saja dan yang terjadi di Sumatera.
Pakar Peringatan Letusan Gunung Api di Danau Toba. SYDNEY
Ketika Indonesia sedang berjuang keras mengevakuasi para korban gempa di Pulau Nias, seorang pakar Australia memperingatkan bahwa wilayah Sumatera bakal diguncang letusan gunung berapi sangat dahsyat. Skala bencana ledakan “super vulcano” itu diperkirakan jauh lebih besar daripada tsunami 26 desember dan gempa 28 Maret lalu.
Profesor Ray Cas dari fakultas Ilmu Bumi Monash University mengatakan, letusan gunung berapi paling dahsyat itu bakal terjadi di Danau Toba, Sumatera Utara. Dia mengatakan kemarin, Danau Toba terletak di jalur patahan di bagian tengah pulau Sumatera. Sejumlah ahli seismologi juga mengatakan, gempa besar ketiga mungkin akan menguncang wilayah tersebut, menyusul gempa 9,0 skala Richter pada 26 Desember dan 8,7 skala Richter pada 28 Maret lalu.
Letusan-letusan vulkano besar yang berpotensi menewaskan jutaan orang dan menimbulkan kerusakan hebat akan terjadi setelah satu ledakan pertama. Menurut Cas, super volcano itu hanya menunggu waktu. Dia menambahkan ledakan tersebut merupakan ancaman terbesar bagi planet ini sebab, letusan hebat itu bisa menyebabkan bencana terbesar dalam sejarah modern.
“Super vulcano pasti meledak,” kata Cas. “Ledakan itu terjadi setiap 50 atau 1.000 tahun. Cepat atau lambat, salah satu letusan dahsyat itu akan mengguncang planet ini. Menurutnya, ledakan-ledakan hebat gunung berapi pernah terjadi di Italia, Selandia Baru, Amerika Selatan, AS, dan Indonesia. Dalam waktu dekat ledakan terbesar berlangsung di Danau Toba, (diduga letusan yang dulu telah menciptakan kawah berdiameter 90 kilometer, ya Danau Toba itu sendiri). Menurut Prof Cas siklus ledakan hebat 2.000 tahunan telah tiba waktunya.
Para pakar vulkanologi di seluruh dunia sedang mengamati dan menunggu terjadinya bencana besar dalam waktu dekat. Menurut Cas, ledakan besar terakhir yang secara ilmiah disebut caldera terjadi 2.000 tahun lalu di Selandia Baru. Dia mengatakan ledakan-ledakan itu begitu kuat sehingga sejumlah besar bebatuan dan debu terlontar ke atmosfer. Ada resiko ledakan itu menimbulkan tsunami karena goncangan vulkanik melanda lautan. Kemungkinan korban tewas bisa mencapai ratusan ribu sampai jutaan. Ada implikasi serius terhadap iklim, cuaca, dan keberlangsungan produksi pangan,” kata dia.
Dia Menambahkan, meski ada ancaman dalam waktu dekat, negara-negara sekitar tampaknya belum siap. “Masalah terbesar adalah banyak gunung berapi yang berpotensi meletus itu mungkin tidak dipantau dengan semestinya. Tentu saja, kita harus belajar dari bencana tsunami Desember lalu, “ kata dia. Gempa-gempa di lepas pantai Aceh barat dan Pulau Nias terjadi di sepanjang jalur patahan lepas pantai barat Sumatera. Gempa-gempa itu menciptakan tekanan seismologis yang dapat mempercepat letusan gunung berapi. Cas mengatakan,letusan volcano hebat itu terjadi di Danau Toba sekitar 73.000 tahun lalu. Skala ledakannya begitu besar sehingga mengubah iklim dunia. “Ledakan tersebut mengakibatkan tersemburnya 1.000 kilometer kubik debu dan bebatuan ke atmosfer. Sebagian besar debu itu menghalangi sinar matahari. Akibatnya, dunia memasuki zaman es,” kata dia. Ilmuwan itu mengatakan super volcano mencerminkan potensi bahaya terbesar dari bumi
Bila ini adalah hasil penelitian ahli, kita musti meihatnya sebagai sesuatu yang ilmiah. Walaupun kadar keilmiahannya harus selalu diuji, minimal sebetulnya orang tidak sembarang omong dan menyimpulkan. Apalagi sebuah penelitian akan hal dahsyat berupa bencana alam seperti ini pasti sulit dan berbiaya mahal dan butuh waktu yang sangat lama. Untuk mengujinya, kita biarkan saja ahli-ahli itu sendiri saling menguji penelitiannya.
Dan kita, yang tidak tahu apa-apa, sebetulnya tak boleh begitu saja menyalahkannya sebagai berita hanya untuk mencari sensasi saja. Atau juga, karena beriman pada Allah yang mahatahu dan mahakuasa, lalu begitu mudahnya menyerahkan segala sesuatunya pada Allah. Tetap harus ada usaha dari pihak kita manusia, yang diberi kemampuan dalam rupa akal budi ini. Maka ketika saya tampilkan kembali berita ini, bukan dengan ajakan supaya percaya atau tidak percaya; melainkan menjadikannya sebagai bahan refleksi.
Akan sulit percaya bahwa bumi dengan kesatuan tanah yang terlihat kokoh ini, bisa porakporanda. Tapi nyatanya bisa terjadi dan sudah terjadi. Pada waktu kami ada pertemuan di Padang tahun 2006, ketika kami berjalan-jalan di pantai dekat kota membeli telur penyu, kami membicarakan kalau ada tsunami di Padang, kota Padang yang sangat dekat dengan laut tentunya bisa habis tersapu
Walau ternyata bukan tsunami, tapi gempa Padang tahun lalu membuktikan bahwa rangkaian gempa sumatera itu bukan omong kosong. Para ahli sudah memperingatkan, walau tanpa menunjuk waktu. Justru karena tidak tahu kapan, itu artinya semua musti disiapkan secara berkelanjutan. Mentalitas kita masih angin-anginan. Setelah gempa banyak simulasi penanggulangan bencana, setelah setahun, pada istirahat dan sto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar